Jumat, 31 Maret 2017

Budaya Jawa


Budaya Jawa



Budaya Jawa, Adalah budaya yang berasal dari jawa dan dianut oleh masyarakat Jawa. Budaya Jawa mengutamakan keseimbangan, keselarasan dan keserasian dalam kehidupan sehari hari. Budaya Jawa menjunjung tinggi kesopanan dan kesederhanaan serta menghargai semua agama dan pluralitas.


Banyak sekali hal serta keunikan lainnya dalam Budaya Jawa ini yang akan dibahas, dimulai dari;


1. Upacara Adat Istiadat



Upacara adat adalah suatu ritual yang dilakukan secara bersama-sama oleh kelompok masyarakat yang untuk mencapai tujuan yang bersumber pada nilai-nilai leluhur dan nenek moyang mereka. Di Jawa sendiri, ada beberapa upacara adat yang tergolong cukup unik untuk dibahas, sebagai berikut;



Upacara Perkawinan Adat Jawa

Dalam pernikahan adat Jawa dikenal juga sebuah upacara perkawinan yang sangat unik dan sakral. Banyak tahapan yang harus dilalui dalam upacara adat Jawa yang satu ini, mulai dari siraman, upacara ngerik, temu penganten, Sungkem dan sebagainya.


Upacara Kebo-Keboan

merupakan upacara adat Jawa yang dilakukan untuk menolak segala bala dan musibah pada tanaman yang mereka tanam, sehingga tanaman tersebut dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan panen yang memuaskan. Dalam upacara ini, 30 orang yang didandani menyerupai kerbau akan diarak keliling kampung. Mereka akan didandani dan berjalan seperti halnya kerbau yang tengah membajak sawah.


Upacara Larung Sesaji

Upacara ini digelar sebagai perwujudan rasa syukur atas hasil tangkapan ikan selama mereka melaut dan sebagai permohonan agar mereka selalu diberi keselamatan. Berbagai bahan pangan akan dihanyutkan ke laut setiap tanggal 1 Muharam dalam upacara adat.


Upacara Kenduren

Upacara ini dilakukan secara turun temurun sebagai peringatan doa bersama yang dipimpin tetua adat atau tokoh agama. Upacara ini memiliki banyak tujuan, salah satunya untuk memanjatkan doa panjang umur secara bersama-sama dan berdoa untuk menurunkan arwah leluhur ke tempat peristirahatannya.


Upacara Tingkepan

Upacara tingkepan adalah upacara adat Jawa yang dilakukan saat seorang wanita tengah hamil 7 bulan. Pada upacara ini, wanita tersebut akan dimandikan air kembang setaman diiringi panjatan doa dari sesepuh, agar kehamilannya selamat hingga proses persalinannya nanti.





2. Pakaian Adat Jawa


Pakaian adat biasanya hanya dipakai dalam upacara atau kegiatan tertentu saja dan selain itu untuk menunjukan ciri khas suatu daerah tertentu, untuk budaya Jawa maupun Budaya lainnya di seluruh Indonesia.

Dalam budaya jawa memiliki banyak pakaian adat, akan dibahas sebagai berikut;



A.    Pakaian Adat Jawa Tengah


 
a.    Pakaian Resmi

 

Pakaian resmi adat Jawa Tengah bernama Jawi Jangkep dan Kebaya. Jawi jangkep adalah pakaian pria yang terdiri atas beberapa kelengkapan dan umumnya digunakan untuk keperluan adat.
         Jawi jangkep terdiri dari atasan berupa baju beskap dengan motif bunga, bawahan berupa kain jarik yang dililitkan di pinggang, destar berupa blangkon, serta aksesoris lainnya berupa keris dan cemila (alas kaki). Berikut ini adalah gambar seorang pria yang mengenakan pakaian Jawi Jangkep tersebut.
         kebaya adalah pakaian adat wanita Jawa yang terdiri dari atasan berupa kebaya, kemben, stagen, kain tapih pinjung, konde, serta beragam aksesoris seperti cincin, subang, kalung, gelang, serta kipas. Dalam praktiknya, penggunaan pakaian ini diatur sedemikian rupa sesuai dengan strata sosial si pemakainya.
b.     Pakaian Penganten


Untuk diketahui, dalam pernikahan adat Jawa, terdapat beberapa upacara yang harus dijalani oleh sepasang mempelai. Upacara tersebut salah satunya adalah upacara midodareni.
Pada upacara midodareni, pakaian pengantin pria adalah baju Jawi Jangkep yang terdiri atas baju atela, sikepan, udeng,sabuk timang, kain jarik untuk bawahan, keris, dan selop. Sementara wanitanya menggunakan busana sawitan. Busana tersebut terdiri dari kebaya berlengan panjang, stagen, dan kain jarik bercorak batik. 
B.    Pakaian Adat Jawa Timur
 Pakaian Penganten 




baju ini umuumumnya pakaian ini hanya dikenakan pada saat resepsi pernikahan adat Jawa Timuran oleh para mempelai. Baik untuk mempelai laki-laki maupun untuk mempelai wanita.

baju mantenan ini memiliki corak warna yang sama, yaitu warna hitam sebagai dasar dan warna merah sebagai motif hiasannya. Penggunaan pakaian ini juga dilengkapi dengan penutup kepala dan rangkaian bunga melati yang dikalungkan di leher untuk mempelai pria dan digantungkan pada sanggul untuk mempelai wanitanya.




C.    Pakaian Adat Jawa Barat


Jawa Barat memiliki pakaian adat yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Kain kebaya pada dasarnya digunakan perempuan di semua lapisan, baik rakyat biasan maupun bangsawan. Perbedaannya mungkin hanya pada bahan kebaya yang digunakan serta corak hiasnya.

Pakaian untuk laki-laki pada umumnya adalah baju takwa dan celana warna hitam, dilengkapi dengan kain dodot dan tutup kepala bendo terbuat dari kain batik halus bermotif sama dengan kain dodot. Untuk kesempatan resmi, pakaian perempuan Priangan dilengkapi dengan sehelai selendang berwarna sama dengan kebaya dan alas kakinya berupa sandal selop.


3. Kebiasaan Dalam Adat Jawa


Kebiasaan orang Jawa khususnya di desa, yang masih lestari dan juga ditinggalkan bagi generasi penerus, berikut beberapa kebiasaan tersebut :


Gotong Royong

Biasanya gotong royong dilakukan pada hari minggu disaat semua warga libur dari pekerjaannya. Kegiatan sosial yang dilakukan semua warga baik laki-laki maupun perempuan untuk membersihkan lingkungan sekitar, memperbaiki saluran air got dan lainnya. Para remaja lelaki maupun bapak-bapak biasanya yang melakukan aktifitas agak berat sedangkan ibu-ibu akan menyediakan hidangan makanan dan minuman.


Tumpengan

Tradisi tumpengan biasanya dipakai dalam acara slametan, syukuran atau kenduri dan sebagai wujud rasa syukur kepada Yang Maha Kuasa.

Tumpeng atau nasi tumpeng yaitu nasi yang dibentuk kerucut dan disajikan diatas tampah serta dialasi daun pisang, beserta lauk-pauknya seperti telur dadar, potongan timun, perkedel, kedelai goreng, ayam goreng dan daun seledri. Nasi yang dipakai pada umumnya berupa nasi kuning atau nasi putih.


Air Kendi

Di masa lalu sering terlihat kendi yang terisi air putih tersedia di pagar-pagar depan rumah penduduk kampung atau desa, kendi tersebut memang sengaja disediakan pemilik rumah untuk orang-orang yang kehausan dalam perjalanan. Bentuk sosial yang mungkin jarang terjadi lagi di masa sekarang.


4. Makanan Khas Adat Jawa

Masakan Jawa adalah masakan khas yang berasal dari pulau Jawa yang sudah lama ada. Masakan Jawa  menjadi masakan internasional dan menjadi satu satunya masakan Indonesia yang tidak terpengaruh oleh luar kebudayaan manapun. Berikut beberapa makanan khas Jawa.


Soto Bumbu


Soto bumbu adalah sebuah masakan khas dari Jepara. Sekilas soto ini seperti soto ayam biasa, tetapi ada yang berbeda di dalam soto bumbu, yaitu menggunakan babat, usus, dan daging sapi serta diolah tanpa menggunakan santan. Soto Jepara dapat ditemui di warung-warung yang ada di Kabupaten Jepara.

Nasi Jagung

 

Nasi Jagung adalah suatu makanan khas Indonesia yang terbuat dari jagung sebagai bahan dasarnya. Jagung yang digunakan dalam membuat nasi jagung adalah jagung yang sudah tua atau dikenal dengan istilah jagung pipil.

Tiwul

Hasil gambar untuk tiwul
Tiwul, adalah makanan pokok pengganti nasi beras yang dibuat dari ketela pohon atausingkong. Penduduk Pegunungan Kidul (Pacitan, Wonogiri, Gunung Kidul) dikenal mengonsumsi jenis makanan ini sehari-hari. Tiwul dibuat dari gaplek. Sebagai makanan pokok, kandungan kalorinya lebih rendah daripada beras namun cukup memenuhi sebagai bahan makanan pengganti beras.
nah itulah berbagai aspek dalam kebudayaan adat Jawa, semoga bisa menjadi informasi yang berguna untuk para pembaca. Terima Kasih.

Sumber: https://jawatengahfia.wordpress.com/makanan-khas/ , http://kisahasalusul.blogspot.com/2015/08/9-upacara-adat-jawa-unik-keterangannya.html , http://adat-tradisional.blogspot.com/2016/08/pakaian-adat-jawa-tengah.html